Pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur Nias Selatan

Selasa, 04 Agustus 2009

Pendidikan

Walaupun terdapat alokasi yang signifikan untuk pengeluaran pendidikan – lebih 40 persen untuk Nias dan Nias Selatan – hal ini tidak tercermin dalam pengeluaran pendidikan per kapita yang tinggi. Kedua kabupaten memiliki pengeluaran publik per kapita untuk pendidikan yang secara signifikan lebih rendah dari rata-rata provinsi – Nias Selatan memiliki pengeluaran per kapita yang terendah di provinsi. Nias dan Nias Selatan memiliki beberapa pencapaian pendidikan yang terendah di Sumatera Utara. Persentase yang relatif besar dari penduduk dewasa di pulau Nias – 13.5 persen di Nias dan 39.2 persen di Nias Selatan – tidak pernah duduk di bangku sekolah. Ketidakmerataan antar kecamatan lebih terlihat, dengan beberapa kecamatan memiliki rasio murid-guru sebesar 70:1, jauh lebih tinggi dari rata-rata untuk pulau ini secara keseluruhan. Lebih dari 80 percent ruang kelas di pulau Nias dalam kondisi yang buruk. Mengingat relatif besarnya alokasi untuk pendidikan dari anggaran daerah, penggunaan yang lebih efisien dari sumber daya yang ada tampaknya merupakan satu-satunya cara untuk memperbaiki pelayanan pendidikan publik. Pengeluaran untuk Nias dan Nias Selatan harus diarahkan untuk mengisi kesenjangan yang terdapat dalam alokasi guru, dan juga untuk meningkatkan pemeliharaan atas ruang-ruang kelas yang ada. Pola pengeluaran saat ini tidak mengalokasikan sumber daya yang mencukupi untuk pemeliharaan, dengan sebagian besar pengeluaran rutin digunakan untuk membiayai gaji guru.



Kesehatan

Meski sudah ada perbaikan dalam tahun-tahun terakhir, pencapaian kesehatan di pulau Nias masih tertinggal dari rata-rata provinsi dan nasional. Pulau Nias memiliki angka kematian bayi yang jauh lebih tinggi daripada Sumatera Utara dan Indonesia secara keseluruhan. Persentase jumlah anak balita yang mengalami gizi buruk jauh lebih tinggi dari angka rata-rata provinsi dan nasional, dan tingkat cakupan imunisasi secara signifikan lebih rendah di pulau ini. Bila dihitung secara per kapita, pengeluaran publik untuk kesehatan secara signifikan lebih rendah di pulau Nias dibandingkan dengan rata-rata di Sumatera Utara atau Indonesia. Cakupan untuk kenaikan lebih jauh dari pengeluaran kesehatan saat ini terbatas. Kenaikan pengeluaran untuk kesehatan lebih banyak dialokasikan untuk fungsi rutin, terutama untuk membayar gaji tenaga kesehatan. Pengeluaran harus diarahkan untuk menutupi kesenjangan tenaga kesehatan di daerah terpencil, serta untuk operasional dan pemeliharaan sarana kesehatan yang ada.



Infrastruktur

Akses ke infrastruktur dasar, seperti air bersih, sanitasi, dan listrik di pulau Nias masih terus tertinggal dari rata-rata Sumatera Utara dan Indoensia secara keseluruhan. Jaringan jalan sangat terbatas di daerah pedesaan dan pembangunan jalan baru maupun pemeliharaan atas jalan yang ada sangat mahal dan memakan waktu lama karena kurangnya peralatan mesin dan sebagian besar material harus didatangkan dengan kapal. Meskipun terdapat kebutuhan yang teridentifikasi pada sektor infrastruktur, baik secara riil maupun persentase dari total belanja, keseluruhan pengeluaran untuk infrastruktur di Nias dan Nias Selatan menurun secara signifikan dari Rp. 58 milyar pada tahun 2001 menjadi Rp. 25 milyar pada tahun 2005. Rendahnya prioritas yang diberikan untuk sektor utama ini pada tahun-tahun belakangan telah menghambat upaya pembangunan untuk membuka akses ke desa-desa terpencil di Nias dan Nias Selatan. Alokasi sumber daya untuk operasional dan pemeliharaan atas infrastruktur yang ada mendapat perhatian yang relatif sedikit, sementara biaya personil mengambil porsi terbesar dari pengeluaran rutin di kedua kabupaten. Perjalanan dinas mengambil porsi yang meningkat dari dana kedua kabupaten.

0 komentar:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Free Blogger Templates Columnus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP